Batu Mulia dan Raja-raja Bali

Jauh sebelum Indonesia diplomasikan sebagai negara republik (1945), nama Bali sudah terkenal di dunia pariwisata internasional. Sebagian besar tanah Bali terdiri atas rangkaian gunung-gunung api mulai dari sumantra ke pulau jawa dan terus ke Bali melalui Selat Bali yang dalamnya kurang lebih 200 meter dari permukaan laut.
Pribumi Bali selama ber abad-abad termasyur morilnya. Demikian juga kebudayaanya, sehingga menimbulkan suasana sentosa. Bali mendapat julukan the last paradise atau surga yang terakhir.

Dahulu pulau Bali terdiri atas sembilan kerajaan yang berkendudukan di Klungkung, Karang Asem, Mengwi, Badung,Bangli, Tabanan, Gianyar, Buleleng dan Jembranan.
Seiring dengan keagungan Raja-raja Bali, dengan sendirinya Raja-raja itu menghimpun batu-batu permata mulia atau sela aji. Benda-benda ini bukan hanya sebagai perhiasan mahkota, melainkan juga sebagai pusaka kerajaan secara turun-menurun. Kegemaran akan batu mulia pun ditiru oleh rakyat Bali yang hidupnya makmur.

Batu mirah yag ada titik putihnya seperti biji delima yang dinamakan mirah delima di beli dari nama Windu Sare. Khasiat batu ini amat tinggi sehingga di Bali menjadi barang pujaan.

Batu Permata Ruby Mirah Delima

Orang yang meninggal dunia, mulutnya disumbat dengan batu mirah delima yang disebut windu sare. Hal ini dimaksutkan supaya jenazah tidak berbau busuk. Oleh karena itu, jarang menjualnya dan andaikan ada, harganya amat tinggi.  

Simbol Kerajaan Bali

Simbol Kerajaan Bali terbuat dari emas murni sebesar 350 gram bertabur 34 batu mirah kecil-kecil dan di tengah adalah batu Han Ruby. Batu mirah mahkota Kerajaan Bali berbintang enam yang sekarang banyak di kenal dengan Batu Permata Ruby Star atau Batu Ruby Bintang Enam.

http://www.jagadpermata.com/2013/11/batu-mulia-dan-raja-raja-bali.html

Related Post